loader-logo

Resensi:
Seyyed Hossein Nashr’s Criticism of Problems of Modernity

Membedah pandangan Nasr tentang modernitas, akar permasalahan yang ditimbulkan,
serta solusi yang ditawarkannya

Artikel berjudul Seyyed Hossein Nashr’s Criticism of Problems of Modernity berasal dari penelitian mandiri yang dilakukan oleh Badarussyamsi dan diterbitkan pada proceeding bertemakan Religion, Education, Science and Technology towards a More Inclusive and Sustainable Future. Bersama dengan artikel artikel lainnya, proceeding ini kemudian diterbitkan pada penerbit Taylor & Francis tahun 2024. 

Seyyed Hossein Nasr, seorang filsuf dan pemikir Islam terkemuka, memberikan kritik tajam terhadap modernitas dan dampaknya terhadap peradaban manusia. Dalam pandangannya, modernitas Barat, yang dibangun di atas fondasi positivisme dan sekularisme, telah menyebabkan krisis multidimensi yang mengancam eksistensi manusia dan alam semesta.

Nasr mendefinisikan modernitas sebagai sebuah pergeseran paradigma yang menjauhkan manusia dari nilai-nilai transendental dan spiritual. Modernitas Barat, dengan penekanannya pada rasionalitas instrumental dan materialisme,telah mereduksi manusia menjadi sekadar makhluk biologis yang mengejar kenikmatan duniawi semata. Hal ini menyebabkan keterasingan manusia dari dirinya sendiri, dari Tuhan, dan dari alam semesta.

Salah satu dampak paling parah dari modernitas adalah krisis spiritual. Manusia modern, yang terjebak dalam pusaran materialisme dan konsumerisme, kehilangan makna hidup yang hakiki. Mereka menjadi hampa secara spiritual,terasing dari nilai-nilai luhur yang seharusnya menjadi pedoman hidup. Nasr melihat krisis ini sebagai akar dari berbagai masalah sosial dan psikologis yang melanda masyarakat modern, seperti depresi, kecemasan, dan bunuh diri.

Selain krisis spiritual, modernitas juga telah menyebabkan krisis ekologi yang mengancam keberlangsungan planet ini.Eksploitasi alam yang tak terkendali demi memenuhi kebutuhan material manusia telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Pemanasan global, perubahan iklim, polusi, dan kepunahan spesies adalah beberapa contoh nyata dari krisis ekologi yang disebabkan oleh modernitas. Nasr mengingatkan bahwa manusia adalah bagian dari alam semesta dan harus hidup selaras dengannya, bukan sebagai penakluk yang serakah.

Nasr juga mengkritik ilmu pengetahuan modern yang telah kehilangan dimensi sakralnya. Ilmu pengetahuan modern,yang dibangun di atas fondasi positivisme, hanya mengakui kebenaran yang dapat dibuktikan secara empiris. Hal ini menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi kering dan kehilangan nilai-nilai etika dan spiritual. Nasr menyerukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang holistik dan integratif, yang tidak hanya berfokus pada aspek kuantitatif dan material, tetapi juga mencakup dimensi kualitatif dan spiritual.

Sebagai alternatif terhadap modernitas Barat, Nasr menawarkan tradisionalisme Islam. Ia mengajak umat manusia untuk kembali kepada ajaran-ajaran Islam yang menekankan keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual,serta hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Nasr melihat tasawuf (sufisme) sebagai jalan untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi dan mengatasi krisis spiritual yang melanda manusia modern. Tasawuf mengajarkan tentang pentingnya introspeksi, pembersihan jiwa, dan penyucian hati untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan.

Pemikiran Seyyed Hossein Nasr sangat relevan dalam konteks kontemporer. Krisis multidimensi yang dihadapi dunia saat ini, seperti krisis lingkungan, krisis sosial, dan krisis nilai, menunjukkan bahwa modernitas Barat telah gagal memenuhi janjinya untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan berkelanjutan. Pemikiran Nasr tentang pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan etika dalam kehidupan modern dapat menjadi alternatif yang menjanjikan untuk mengatasi krisis tersebut.

Kritik Seyyed Hossein Nasr terhadap modernitas Barat memberikan kontribusi penting dalam memahami akar permasalahan yang dihadapi peradaban manusia saat ini.

Pemikirannya yang mendalam tentang krisis spiritual, krisis ekologi, dan keterbatasan ilmu pengetahuan modern membuka wawasan baru bagi kita untuk mencari solusi yang lebih holistik dan berkelanjutan.
Tradisionalisme Islam yang ditawarkan Nasr dapat menjadi alternatif yang menjanjikan untuk membangun peradaban yang lebih manusiawi, adil, dan selaras dengan alam.

Informasi Lebih Lanjut tentang Artikel:
Untuk membaca secara lebih lengkap artikel ini, dapat mengunjungi link berikut: Seyyed Hossein Nashr’s Criticism of Problems of Modernity

Saran Teknis Pengutipan:
Badarussyamsi, B., E. Ermawati, and M. Ridwan. “Seyyed Hossein Nashr’s Criticism of Problems of Modernity.” In Religion, Education, Science and Technology towards a More Inclusive and Sustainable Future, edited by Rahiem, 50–55. New York: Taylor & Francis, 2024. DOI: 10.1201/9781003322054-7

You cannot copy content of this page