loader-logo

Islamization of Science in Raji Al-Faruqi’s Thought

Islamic Thought on Science

Resensi:
Islamization of Science in Raji Al-Faruqi’s Thought, between The Fundamentalism Reflection and Construction of
New Epistemological Knowledge

Artikel berjudul Islamization of Science in Raji Al-Faruqi’s Thought, between The Fundamentalism Reflection and Construction of New Epistemological Knowledge berasal dari penelitian mandiri yang dilakukan oleh Badarussyamsi dan diterbitkan pada Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah tahun 2023.

Artikel ini membahas secara mendalam tentang gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan yang diusung oleh Ismail Raji al-Faruqi. Gagasan ini penting karena terdapat penilaian yang belum memposisikan al-Faruqi secara proporsional, misalnya dengan menganggap gagasannya sebagai ciri fundamentalisme agama atau representasi budaya marjinal. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji apakah gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan proyek ilmiah murni atau hanya respons teologis dari fundamentalisme agama.

Ismail Raji al-Faruqi lahir di Jaffa, Palestina, pada tahun 1921. Ia menempuh pendidikan dasar di Lebanon dan melanjutkan studi di American University Beirut. Setelah bekerja di pemerintahan Palestina, ia pindah ke Amerika Serikat dan melanjutkan studi filsafat di Indiana University dan Harvard University. Al-Faruqi juga mendalami ilmu-ilmu Islam di Universitas Al-Azhar, Kairo. Sepanjang kariernya, ia mengajar di berbagai universitas terkemuka dan terlibat dalam berbagai organisasi ilmiah. Al-Faruqi dikenal sebagai seorang cendekiawan Muslim yang berupaya memadukan pengetahuan Barat dengan warisan Islam.

Gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan lahir dari keprihatinan al-Faruqi terhadap dampak negatif ilmu pengetahuan modern yang seringkali terpisah dari nilai-nilai ketuhanan. Ia melihat adanya dikotomi antara ilmu humaniora dan ilmu-ilmu Islam, serta antara pemikiran dan tindakan dalam masyarakat Muslim. Islamisasi ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengintegrasikan kembali ilmu pengetahuan modern ke dalam kerangka prinsip dan tujuan Islam. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat memberikan manfaat bagi umat manusia dan sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Terdapat pertanyaan apakah gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan al-Faruqi merupakan respons teologis terhadap ilmu pengetahuan modern atau hasil dari kontemplasi filosofis. Beberapa ahli seperti Bassam Tibi melihat Islamisasi ilmu pengetahuan sebagai gejala fundamentalisme agama. Namun, artikel ini berpendapat bahwa gagasan al-Faruqi lebih merupakan konstruksi pengetahuan filosofis daripada sekadar respons teologis.

Fundamentalisme agama adalah gerakan yang ingin mempertahankan keyakinan agama dari ancaman yang dianggap dapat menggerogoti iman. Gerakan ini cenderung konservatif dan tertutup terhadap pengetahuan, nilai, budaya, dan interpretasi agama yang dianggap bertentangan dengan keyakinannya.

Meskipun al-Faruqi prihatin terhadap kondisi umat Muslim, perhatiannya lebih tertuju pada rendahnya kualitas pendidikan, stagnasi inovasi pengetahuan, dan metodologi ilmiah yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan Islam. Ia tidak menunjukkan sikap konservatif atau tertutup terhadap ilmu pengetahuan modern. Sebaliknya, ia mengkritik ilmu pengetahuan modern dan menawarkan epistemologi alternatif melalui Islamisasi ilmu pengetahuan.

Al-Faruqi dapat dikategorikan ke dalam paradigma teori kritis yang melihat ilmu sosial sebagai proses pembebasan manusia dari ketidakadilan. Ia mengkritik ilmu pengetahuan modern yang telah menjauhkan manusia dari nilai-nilai kemanusiaannya dan menawarkan epistemologi alternatif melalui Islamisasi ilmu pengetahuan.

Al-Faruqi merancang peta jalan untuk membangun kerangka epistemologis dalam Islamisasi ilmu pengetahuan. Ia mengidentifikasi masalah-masalah dalam penerapan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan menawarkan solusi untuk mengintegrasikan kembali kurikulum pendidikan Islam dengan khazanah keilmuan Islam klasik.

Gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan al-Faruqi merupakan upaya rekonstruksi pengetahuan yang didasarkan pada kontemplasi mendalam tentang kondisi penerapan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Konstruksi epistemologisnya bertujuan untuk mengatasi krisis pengetahuan dan dualisme yang berdampak pada ketidakseimbangan kehidupan manusia.

Proyek Islamisasi ilmu pengetahuan al-Faruqi bukanlah respons spontan terhadap fundamentalisme agama, melainkan sebuah proyek ilmiah yang didasarkan pada tahapan-tahapan ilmiah dalam konstruksi pengetahuan. Meskipun menggunakan prinsip tauhid sebagai inti ajaran agama, al-Faruqi tetap memperhatikan aspek-aspek ilmiah dalam membangun gagasannya.

Namun, proyek Islamisasi ilmu pengetahuan ini dapat dikatakan belum selesai jika tidak dilanjutkan oleh para cendekiawan Muslim berikutnya. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk mewujudkan gagasan besar al-Faruqi dalam merekonstruksi ilmu pengetahuan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Informasi Lebih Lanjut tentang Artikel:
Untuk membaca secara lebih lengkap artikel ini, dapat mengunjungi link berikut: Islamization of Science in Raji Al-Faruqi’s Thought, between The Fundamentalism Reflection and Construction of New Epistemological Knowledge

Saran Teknis Pengutipan:
Badarussyamsi, B. (2023). Islamization of Science in Raji Al-Faruqi’s Thought, between The Fundamentalism Reflection and Construction of New Epistemological Knowledge. Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab Dan Dakwah, 5(1), 109-132. https://doi.org/10.32939/ishlah.v5i1.225

You cannot copy content of this page