
A. Pendahuluan
Artikel berjudul The Contributions of Asian Muslims’ Local Wisdom in the Seloko Adat Jambi for Empowering Social Tolerance berasal dari penelitian mandiri yang dilakukan oleh Badarussyamsi dan Ermawati yang kemudian diterbitkan pada INSANIYAT: Journal of Islam and Humanities tahun 2022.
Artikel karya Badarussyamsi dan Ermawati ini mengupas tuntas tentang nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam Seloko Adat Jambi, sebuah bentuk kearifan lokal dari masyarakat Jambi yang berperan dalam membangun dan memperkuat harmoni sosial. Seloko Adat, yang merupakan himpunan peribahasa, pantun, dan syair, telah berfungsi sebagai pedoman moral dan sosial dalam kehidupan masyarakat Jambi yang plural dan majemuk. Artikel ini menyoroti bagaimana nilai-nilai ini tidak hanya menjadi representasi dari budaya lokal, tetapi juga sebuah refleksi yang mendalam dari ajaran Islam. Indonesia sebagai negara multikultural memiliki tantangan besar dalam menjaga keharmonisan di tengah perbedaan keyakinan, budaya, dan etnisitas. Dalam konteks ini, artikel ini menegaskan bahwa toleransi tidak hanya dapat dipelajari melalui teks agama, tetapi juga melalui kearifan lokal seperti Seloko Adat Jambi. Nilai-nilai ini menjadi pilar utama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, damai, dan toleran. Artikel ini berasaal dari penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi. Penulis mengumpulkan dan menganalisis teks-teks Seloko serta wawancara dengan para pemimpin adat di Jambi. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam Seloko dan bagaimana nilai-nilai tersebut diaktualisasikan dalam kehidupan sosial masyarakat.
B. Toleransi dalam Kearifan Lokal Seloko
Seloko Adat Jambi berakar dari prinsip Adat Bersendi Syara’, Syara’ Bersendi Kitabullah, yang berarti adat istiadat Melayu Jambi didasarkan pada ajaran Islam. Nilai-nilai utama yang tertanam dalam Seloko meliputi cinta damai, harmoni hidup, dan penghormatan terhadap keberagaman. Seloko mencerminkan pandangan hidup masyarakat Jambi, yang selama berabad-abad mampu menjaga kohesi sosial di tengah masyarakat multietnis dan multiagama. Dalam hal ini, adat istiadat menjadi mekanisme efektif untuk menciptakan keselarasan, bahkan di masyarakat yang kompleks.
C. Nilai-Nilai Utama dalam Seloko Adat Jambi
Seloko mengajarkan pentingnya hidup damai melalui ungkapan-ungkapan yang menekankan keamanan, kesejahteraan, dan kerukunan antar sesama. Prinsip ini tidak hanya menjadi harapan, tetapi juga telah terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Nilai harmoni dalam Seloko diartikan sebagai upaya menghindari konflik dengan memahami akar masalah, mencari solusi yang tepat, dan menekankan pentingnya diskusi dan mufakat dalam menyelesaikan perselisihan. Seloko mengajarkan bahwa penghormatan terhadap hak dan martabat orang lain merupakan kunci utama untuk menjaga hubungan harmonis. Empati, penghargaan, dan kepedulian terhadap perbedaan menjadi inti dari toleransi. Ketaatan pada adat dan norma sosial merupakan fondasi untuk menciptakan kehidupan yang tertib dan damai. Pelanggaran terhadap aturan adat dianggap sebagai tindakan yang membawa malapetaka tidak hanya bagi individu, tetapi juga masyarakat.
D. Implementasi Nilai Toleransi dalam Kehidupan Sosial
Nilai-nilai Seloko Adat Jambi tidak hanya tersimpan dalam teks, tetapi juga diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan masyarakat Jambi, antara lain:
Masyarakat diajarkan untuk menghormati pandangan dan kepercayaan orang lain, membangun kesadaran kolektif akan pentingnya harmoni. Seloko menekankan perlunya mencegah konflik dengan cara menjaga tutur kata dan tindakan yang sopan, serta mengutamakan komunikasi yang baik dalam interaksi sosial. Konflik yang muncul harus diselesaikan secara cepat dan tepat dengan melibatkan semua pihak, guna menghindari dampak negatif yang lebih besar. Dengan mematuhi aturan adat, masyarakat dapat membangun kehidupan yang teratur, tertib, dan penuh toleransi.
F. Relevansi Kearifan Lokal Seloko Adat Jambi di Era Modern
Penelitian ini menunjukkan bahwa Seloko Adat Jambi memiliki relevansi tinggi untuk menghadapi tantangan pluralisme di era modern. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Seloko ke dalam sistem pendidikan, masyarakat dapat membangun karakter toleran sejak dini. Selain itu, Seloko juga berfungsi sebagai alat penyelesaian konflik yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan.
G. Kesimpulan
Kearifan lokal dalam Seloko Adat Jambi telah memainkan peran signifikan dalam membentuk masyarakat Jambi yang toleran dan harmonis. Nilai-nilai ini mengajarkan pentingnya cinta damai, penghormatan terhadap keberagaman, dan kerjasama dalam menyelesaikan konflik. Dengan melestarikan Seloko, masyarakat Jambi tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga memperkuat fondasi toleransi untuk generasi mendatang. Penelitian ini menegaskan bahwa kearifan lokal dapat menjadi solusi efektif untuk mempromosikan toleransi di masyarakat multikultural, menjadikannya relevan sebagai model bagi komunitas lain, baik di Indonesia maupun dunia internasional.
Informasi Lebih Lanjut tentang Artikel:
Untuk membaca secara lebih lengkap artikel ini, dapat mengunjungi link berikut: The Contributions of Asian Muslims’ Local Wisdom in the Seloko Adat Jambi for Empowering Social Tolerance
Saran Teknis Pengutipan:
Badarussyamsi, & Ermawati. (2022). The contributions of Asian Muslims’ local wisdom in the Seloko Adat Jambi for empowering social tolerance. Insaniyat: Journal of Islam and Humanities, 7(1), 57–70. https://doi.org/10.15408/insaniyat.v7i1.25371
You cannot copy content of this page
